Bersama daun yang berguguran itu,
terselip rindu yang menggebu.
Terbang menyatu bersama deru debu.
Bersama daun yang berguguran itu,
terlilit sakit yang menggigit.
Jatuh tercecer dia antara yang pahit.
Bersama daun yang berguguran itu, ada secerca asa.
Asa tuk bersama namun hanya sebuah asa,
bukan nyata.
Bersama daun daun yang berguguran itu,
ada lembutnya angin yang membisik.
membisik sakit, bahwa dia itu semu.
Dan bersamanyalah pula,
ada sabar yang tetap bersembunyi di peraduannya
menunggu membuncah, pecah, menjadi berkeping amarah
Hingga yang ditunggunya datang,
hingga yang semu perlahan menyata.
hingga lembut sentuh angin itu berhenti menyentuh dedaunan.
Meyakinkan hati, bahwa ada Ia yang selalu di sisi.
Bersama daun yang berguguran itu.
terselip do'a, harap, dan setitik asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar