Yups, satu-satunya piala yang ada di kamarku. Tidak tidak. Satu-satunya yang ada di rumahku, bahkan. Bukan penghargaan tingkat dewa semacam grammy atau sementereng Piala Citra FFI, cukup bertuliskan "Ananda Satriyo Adi Wicaksono. Peringkat III Ujian Nasional SD Bumirejo 1 Kebumen 2007/2008". Tapi menurutku itu cukup berharga. Bukan hanya karena perjuangan untuk mendapatkannya saja, melainkan ada hal yang "mengenaskan" ketika penerimaan piala tersebut.
***
Setting berganti kawan. Ini menjadi enam tahun yang lalu, saat-saat wisuda SD. Masih jelas sekali di ingatan ketika satu malam sebelum hari-H (pengumuman kelulusan dan wisuda) betapa hebohnya aku. Rela menyetrika baju sampai seklimis-klimisnya demi penampilan paling oke, kalau kalau besok dipanggil ke atas panggung. Siapin sisir paling membahana, dan segala persiapan yang tak lazim. Itu waktu SD loh. Jaman-jamannya Kangen Band masih jadi idola (upseh).
Tapi apa yang terjadi bung! Waktu aku ngasih undangan acara wisuda ke Bapak sama Ibu, mereka dengan santainya jawab begini :
"Yo ngesuk to nduk, nek bapak mboten sibuk teng pabrik nggeh mangkat." -Ya besok nak. Kalau Bapak nggak sibuk di pabrik ya berangkat.- Itu jawaban Bapak.
"Lah, nggo ngopo mangkat. Koyoto kowe arep munggah panggung dadi juara siji wae. Wegah! Ibu arep arisan eneng balai desa." - Buat apa berangkat. Kaya kamu mau naik panggung jadi juara satu aja. Males Ibu ada arisan di Balai Desa- Yang inini, jawaban ibu.
"Ya Tuhan~ Ini, mereka berdua orang tua kandung apa orang tua tiri sih ah. Jahat banget. Terus, bagaimana kalau besok ternyata aku jadi salah satu anak yang dapat peringkat dan suruh naik panggung bersama orang tuanya. Sendirian? Arrrgh!" -Yang ini gerutuka dalam hati sendiri.
Tapi apa boleh buat, show must go on! Persetan dengan kehadirang orang tua. Yang penting aku berangkat, dan siap buat dipanggil maju ke atas panggung dengan percaya diri super gedhe.
Dan benar saja, ada nama Satriyo Adi Wicaksono tertulis di samping angka tiga di baris pengumuman kelulusan. Artinya, Aku peringkat tiga! Ayeeey. Seneng sih, masuk ke atas panggung. walaupun cuma dapet yang ke-3 tapi ini perjuangan anak cowok yang gak pernah belajar tapi UN-nya rengking tiga. M
Tapi malu juga, saat anak-anak yang lainnya yang naik ke atas panggung didampingi orang tua, aku? Sendirian! Sampai ada salah satu guru bilang gini : "Satriyo orang tuanya kemana? kok tidak datang? Kasian, mau Ibu dampingi di depan?" Nah loh.
***
Tapi aku yakin sih, di balik sikap cuek Ibu sama Bapak terselip doa di setiap hari mereka agar anaknya bisa berprestasi.
Dan karena sekarang Satriyo adalah siswa tahun terakhir, besar harapan di kelulusan besok aku bakal naik panggung lagi dengan predikat peringkat (berapapun) UN SMA 2013 / 2014. Biar pialanya nambah, nggak cuma satu. Amiiin.
Ini ceritaku, mana ceritamu? (Lho!)
Hari ke-1 #CeritaDariKamar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar